Pernahkah Anda menatap langit-langit di tengah malam, menyesali keputusan yang diambil bertahun-tahun lalu? Mungkin soal pekerjaan, hubungan, atau bahkan hal sesederhana seperti potongan rambut yang dulu Anda pikir keren? Jika iya, Anda tidak sendiri. Rasa sesal adalah emosi universal yang akrab bagi kita semua. Tapi, bayangkan jika kita bisa meredam bisikan "seandainya saja" di masa depan. Mungkinkah?
Kenapa Kita Menyesal?
Otak kita, sang arsitek rumit bernama manusia, ternyata memiliki mekanisme unik dalam memproses penyesalan. Menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal Psychological Science, penyesalan seringkali muncul karena kita fokus pada "counterfactual thinking" - membayangkan apa yang mungkin terjadi jika kita mengambil jalan yang berbeda. Ini bukan sekadar berandai-andai; otak kita benar-benar mencoba mensimulasikan realitas alternatif. Semakin mudah kita membayangkan alternatif yang lebih baik, semakin kuat pula rasa sesal itu.
Masalahnya, Kebanyakan Keputusan Kita...
...Bersifat reaktif. Kita dihadapkan pada pilihan, dan dalam tekanan waktu, kita cenderung mengambil jalur yang paling nyaman atau yang paling familiar. Ini seperti mengemudi di malam hari dengan lampu mobil yang redup, hanya bisa melihat beberapa meter ke depan. Akibatnya? Banyak belokan yang tidak terduga dan berpotensi berbahaya.
Teknik "10-10-10": Memandang Jauh ke Depan
Bayangkan Anda sedang menghadapi pilihan sulit. Ambil secarik kertas dan bagi menjadi tiga kolom: 10 menit, 10 bulan, dan 10 tahun. Untuk setiap pilihan, tanyakan pada diri sendiri:
- 10 Menit: Bagaimana perasaan saya tentang pilihan ini dalam 10 menit ke depan? Apakah saya akan merasa lega, senang, atau justru cemas?
- 10 Bulan: Bagaimana pilihan ini akan memengaruhi hidup saya dalam 10 bulan? Apakah akan membuka peluang baru, atau justru menciptakan masalah?

- 10 Tahun: Apa dampaknya bagi saya dan orang-orang di sekitar saya dalam 10 tahun? Apakah ini sejalan dengan nilai-nilai dan tujuan jangka panjang saya?
Pertanyaan retoris: Pernahkah Anda membeli sesuatu yang impulsif, dan langsung menyesalinya setelah beberapa jam? Teknik ini membantu kita melampaui kepuasan instan dan mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang.
Pre-Mortem: Menghadapi Kegagalan Sebelum Terjadi
Ini adalah teknik yang dipopulerkan oleh psikolog Gary Klein. Alih-alih mencoba meramalkan kesuksesan, Anda justru membayangkan proyek atau keputusan Anda telah gagal total. Kemudian, tanyakan pada diri sendiri: Apa saja penyebab kegagalan ini? Dengan mengidentifikasi potensi masalah di awal, Anda bisa mengambil langkah-langkah untuk mencegahnya.
Studi Kasus: Keputusan Investasi
Bayangkan seorang investor muda tergoda untuk menginvestasikan seluruh tabungannya dalam saham yang sedang hype. Dengan menggunakan teknik "10-10-10", dia mungkin menyadari bahwa dalam 10 menit dia akan merasa senang karena potensi keuntungan yang besar. Namun, dalam 10 bulan, jika saham itu anjlok, dia akan merasa sangat stres dan menyesal. Dan dalam 10 tahun, kehilangan seluruh tabungannya bisa menghambat tujuan finansial jangka panjangnya. Dengan mempertimbangkan perspektif jangka panjang, investor ini mungkin memutuskan untuk berinvestasi secara lebih diversifikasi dan hati-hati.
Jangan Lupa: Belajar dari Kesalahan
Kita semua pasti pernah membuat keputusan yang buruk. Kuncinya bukan untuk menghindari kesalahan sama sekali, tetapi untuk belajar darinya. Analisis apa yang salah, mengapa itu terjadi, dan bagaimana Anda bisa menghindarinya di masa depan. Jadikan setiap penyesalan sebagai pelajaran berharga untuk menjadi pengambil keputusan yang lebih bijak.
Kesimpulan: Investasi Terbaik adalah Waktu
Menghindari penyesalan di masa depan bukanlah tentang meramalkan masa depan, tetapi tentang melatih diri untuk berpikir lebih strategis dan mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari setiap keputusan. Luangkan waktu untuk merenungkan pilihan Anda, gunakan teknik-teknik seperti "10-10-10" dan "pre-mortem", dan belajarlah dari kesalahan masa lalu. Karena pada akhirnya, investasi terbaik yang bisa Anda lakukan adalah menginvestasikan waktu untuk memikirkan masa depan Anda sendiri. Sekarang, tanyakan pada diri Anda: Keputusan apa yang perlu Anda pikirkan ulang hari ini untuk menghindari penyesalan di masa depan?













