Pernahkah Anda duduk di depan komputer, siap menaklukkan pekerjaan, tapi lima menit kemudian, Anda malah asyik scrolling Instagram? Atau mungkin saat membaca buku, pikiran Anda tiba-tiba melayang ke daftar belanjaan atau rencana liburan yang masih jauh? Kita semua pernah mengalaminya. Fenomena mudahnya otak terdistraksi ini bukan sekadar masalah kemalasan, lho. Ada alasan ilmiah di baliknya.
Mengapa Otak Kita Begitu Mudah Tergoda?
Bayangkan otak kita seperti sebuah orkestra. Ada berbagai instrumen (bagian otak) yang seharusnya bermain bersamaan untuk menciptakan harmoni (fokus). Tapi, bayangkan jika tiba-tiba ada pemain terompet yang terus membunyikan nadanya sendiri tanpa peduli partitur. Itulah gangguan!
Salah satu "terompet" yang paling sering mengganggu adalah Default Mode Network (DMN). DMN ini aktif saat kita tidak melakukan tugas spesifik, alias melamun. Ia bertanggung jawab atas pikiran-pikiran yang berkeliaran, kenangan masa lalu, dan perencanaan masa depan. Normalnya, DMN akan mereda saat kita fokus pada suatu tugas. Tapi, pada beberapa orang, DMN ini lebih aktif dan sulit "dimatikan". Akibatnya? Pikiran kita jadi mudah melayang dan fokus pun buyar.
Faktor lain yang berperan adalah dopamin, neurotransmitter yang terlibat dalam sistem penghargaan otak. Media sosial, misalnya, dirancang untuk memicu pelepasan dopamin. Setiap notifikasi, setiap "like," memberikan kita sedikit "hadiah" yang membuat kita ketagihan. Akibatnya, otak kita menjadi terbiasa dengan stimulasi instan dan kesulitan untuk mempertahankan fokus pada tugas-tugas yang kurang "menyenangkan".
Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Nature menemukan bahwa orang yang sering melakukan multitasking cenderung memiliki volume abu-abu yang lebih kecil di anterior cingulate cortex (ACC), bagian otak yang bertanggung jawab untuk kontrol kognitif dan pengambilan keputusan. Ini berarti, kebiasaan multitasking justru dapat memperburuk kemampuan kita untuk fokus dalam jangka panjang. Ironis, bukan? Kita pikir multitasking membuat kita lebih produktif, padahal justru sebaliknya.
Lantas, Bagaimana Cara Meningkatkan Fokus?
Kabar baiknya, kemampuan fokus bisa dilatih. Anggap saja seperti otot yang perlu dilatih di gym. Berikut beberapa tips yang bisa Anda coba:
- Latihan Mindfulness: Meditasi dan latihan pernapasan dapat membantu menenangkan DMN dan meningkatkan kesadaran diri. Dengan mindfulness, kita belajar untuk mengenali saat pikiran kita mulai melayang dan mengembalikannya ke fokus semula.

- Pomodoro Technique: Teknik ini melibatkan bekerja dalam interval fokus selama 25 menit, diikuti dengan istirahat singkat 5 menit. Setelah empat interval, ambil istirahat yang lebih lama (15-30 menit). Teknik ini membantu menjaga momentum dan mencegah kejenuhan.
- Digital Detox: Batasi penggunaan media sosial dan gadget, terutama sebelum tidur. Cahaya biru dari layar dapat mengganggu produksi melatonin, hormon tidur, yang dapat berdampak negatif pada fokus dan konsentrasi.
- Lingkungan yang Kondusif: Ciptakan lingkungan kerja atau belajar yang tenang dan bebas gangguan. Matikan notifikasi, gunakan headphone peredam suara, dan bereskan meja kerja Anda.
- Tidur yang Cukup: Kurang tidur dapat merusak fungsi kognitif, termasuk fokus dan konsentrasi. Usahakan untuk tidur 7-8 jam setiap malam.
- Olahraga Teratur: Olahraga dapat meningkatkan aliran darah ke otak dan merangsang pertumbuhan sel-sel otak baru.
Studi Kasus: Kisah Sarah dan Media Sosial
Sarah, seorang mahasiswi, selalu kesulitan menyelesaikan tugas kuliahnya. Setiap kali duduk di depan laptop, ia selalu tergoda untuk membuka media sosial. Awalnya, hanya untuk "sekadar mengecek notifikasi," tapi akhirnya ia menghabiskan berjam-jam scrolling Instagram dan TikTok. Setelah mencoba teknik Pomodoro dan membatasi penggunaan media sosial, Sarah mulai merasakan perubahan. Ia jadi lebih mudah fokus dan menyelesaikan tugasnya lebih cepat. Ia bahkan merasa lebih bahagia dan tidak terlalu cemas.
Intinya...
Fokus adalah keterampilan yang bisa dilatih. Dengan memahami mengapa otak kita mudah terdistraksi dan menerapkan strategi yang tepat, kita dapat meningkatkan kemampuan fokus dan mencapai tujuan kita dengan lebih efektif. Jadi, sudahkah Anda siap untuk melatih "otot fokus" Anda hari ini? Mulailah dari hal kecil, seperti mematikan notifikasi saat bekerja atau meluangkan waktu 10 menit untuk bermeditasi. Sedikit demi sedikit, fokus Anda akan semakin tajam. Dan ingat, perjalanan seribu mil dimulai dengan satu langkah. Selamat mencoba!













